SANANA, DADIKANUSANTARA.com – Sore tadi, sekitar 15.20 WIT, sambil ngebuburit takjil di kampung Ramadhan, saya mendapati perubahan di sekitaran jalanan desa Fagudu. Apa yg berubah ? Tentu pertanyaan ini akan muncul di benak kita semua. Secara kasat mata, jalanan desa Fagudu yang di desain menjadi kampung Ramadhan saat ini secara estetik menunjukan ada kreativitas yang mendera di setiap jalanan itu. Mungkin setiap tahun ada kegiatan yang di desain oleh anak-anak muda desa Fagudu namun kegiatan di Ramadhan kali ini serasa agak berbeda dari biasanya, sedianya ada inovasi baru yg tumbuh dari evaluasi pada agenda-agenda Ramadhan sebelumnya.
Secara sosiologis saya memahaminya sebagai upaya mempengaruhi orang dengan cara berbeda dari kebiasaan yang ada, selain inovatif kampung Ramadhan juga menjadi bagian penting jejaring sosial dari kelompok masyarakat terus terjahit dengan baik saat memburu takjil di bulan Ramadhan ini. Kampung Ramadhan adalah model rekonstruksi sosial yang kuat. Tidak hanya pada aspek jejaring sosial dan persaudaraan yang terjalin, kampung Ramadhan juga memberikan pengaruh pada aspek ekonomi.
Sesuai hasil representasi teman-teman panitia bahwa setiap harinya takjil yg terjual bekisar puluhan juta, dengan nilai yang terbilang fantastis inilah ibu-ibu desa Fagudu bisa meraup keuntungan setiap harinya, dari sini mengingatkan saya pada sebutan seorang Jurnalis Senior Maluku Utara (Abang Ga) menyebutnya “Mata Uang Sosial”. Pada kampung Ramadhan ini keuntungan yg terus mengalir dari hasil jualan takjil itu saya menyebutnya sebagai mata uang sosial yang terus di produksi dari aktifitas ekonomi saat Ramadhan sedang berlangsung.
Selain sebagai mata uang sosial, Kampung Ramadhan juga memberikan pelajaran kepada kita bahwa daya kritis dan kreatifitas itu harus terus di jadikan pemompa nadi persatuan kita yg belakangan hampir retak karena egoisme kita masing-masing. Kemudian pelajaran yg lain yg bisa di petik adalah bahwa menjadi anak muda tidak harus dengan “Jabatan” untuk berkarya, namun yang di butuhkan adalah karya dan eksekusi dari konsep-konsep yang di desain, kita hanya sibuk berdebat yg pada akhirnya hasil perdebatan itu berakhir di atas meja warkop-warkop yang ada di Kepulauan Sula.
Salut untuk pemuda Fagudu, karya dan prestasi adalah bagian tidak terpisahkan dari kerendahan hati. Ramadhan Kareem. (*)






